Tahap – tahap :
a) Pendekatan
Sapaan
Melakukan raport
b) Menggali Informasi/anamnesa
Menanyakan biodata diri
Menanyakan keluhan dan latar belakang subjek
c) Memilih terapi yang tepat
Terapi psikoanalisa
d) Pelaksanaan terapi
Memberikan pelatihan dan pembelajaran secara khusus dan terstruktur
e) Controling
Subjek dierikan reward
f) Evaluasi
Subjek cenderung lambat dalam menerima setiap informasi
Subjek tidak bisa bekerja secara tim
Cara memberikan pelajaran harus secara trial and eror
Reward harus selalu diberikan untuk merangsang kemauan subjek
1. Case Name
• Pendekatan
2. Pre condition
• None
3. Actor who initiates
• Therapis
4. Step
• Sapaan
• Membuat subjek nyaman
5. Post condition
• Anamnesa
6. Actor who gets benetit
• Klien
• Therapis
1. Case Name
• Anamnesa
2. Pre condition
• Pendekatan
3. Actor who initiates
• Therapis
4. Step
• Menanyakan biodata
• Melihat latar belakang
5. Post condition
• Memilih terapi yang tepat
6. Actor who gets benetit
• Klien
• Therapis
1. Case Name
• Memilih terapi yang tepat
2. Pre condition
• Anamnesa
3. Actor who initiates
• Therapis
4. Step
• Melihat kasus klien
• Mempertimbangkan latar belakang subjek subjek
• Menentukan terapi yang sesuai dengan subjek
5. Post condition
• Pelaksanaan teori
6. Actor who gets benetit
• Klien
• Therapis
1. Case Name
• Pelaksanaan teori
2. Pre condition
• Memilih terapi yang tepat
3. Actor who initiates
• Therapis
4. Step
• Memberikan pelatihan dan pembelajaran secara khusus dan terstruktur
5. Post condition
• Controling
6. Actor who gets benetit
• Klien
• Therapis
1. Case Name
• Controling
2. Pre condition
• Pelaksanaan teori
3. Actor who initiates
• Therapis
• Klien
4. Step
• Subjek dierikan reward
5. Post condition
• Evaluasi
6. Actor who gets benetit
• Therapis
1. Case Name
• Evaluasi
2. Pre condition
• Controling
3. Actor who initiates
• Therapis
• Klien
4. Step
• Subjek cenderung lambat dalam menerima setiap informasi
• Subjek tidak bisa bekerja secara tim
• Cara memberikan pelajaran harus secara trial and eror
• Reward harus selalu diberikan untuk merangsang kemauan subjek
5. Post condition
• Controling
6. Actor who gets benetit
• Klien
• Therapis
Tugas Agus
Minggu, 17 April 2011
Kasus Foyeurism
Tahap – tahap :
a) Pendekatan
Sapaan
Melakukan raport
b) Menggali Informasi/anamnesa
Menanyakan biodata diri
Menanyakan keluhan dan latar belakang subjek
c) Memilih terapi yang tepat
Terapi Psikoanalisa
d) Pelaksanaan terapi
Subjek pria ditempatkan pada ruangan yang penuh dengan wanita
e) Controling
Melakukan re-kondision kepada subjek
f) Evaluasi
Awal kondisi psikis subjek harus dikuatkan dengan teratmen
Treatment tidak lakukan lagi apabila subjek sudah baik kondisi psikisnya
1. Case Name
• Pendekatan
2. Pre condition
• None
3. Actor who initiates
• Therapis
4. Step
• Sapaan
• Membuat subjek nyaman
5. Post condition
• Anamnesa
6. Actor who gets benetit
• Klien
• Therapis
1. Case Name
• Anamnesa
2. Pre condition
• Pendekatan
3. Actor who initiates
• Therapis
4. Step
• Menanyakan biodata
• Melihat latar belakang
5. Post condition
• Memilih terapi yang tepat
6. Actor who gets benetit
• Klien
• Therapis
1. Case Name
• Memilih terapi yang tepat
2. Pre condition
• Anamnesa
3. Actor who initiates
• Therapis
4. Step
• Melihat kasus klien
• Mempertimbangkan latar belakang subjek subjek
• Menentukan terapi yang sesuai dengan subjek
5. Post condition
• Pelaksanaan teori
6. Actor who gets benetit
• Klien
• Therapis
1. Case Name
• Pelaksanaan teori
2. Pre condition
• Memilih terapi yang tepat
3. Actor who initiates
• Therapis
4. Step
• Subjek pria ditempatkan pada ruangan yang penuh dengan wanita
5. Post condition
• Controling
6. Actor who gets benetit
• Klien
• Therapis
1. Case Name
• Controling
2. Pre condition
• Pelaksanaan teori
3. Actor who initiates
• Therapis
• Klien
4. Step
• Melakukan re-kondision kepada subjek
5. Post condition
• Evaluasi
6. Actor who gets benetit
• Therapis
1. Case Name
• Evaluasi
2. Pre condition
• Controling
3. Actor who initiates
• Therapis
• Klien
4. Step
• Awal kondisi psikis subjek harus dikuatkan dengan teratmen
• Treatment tidak lakukan lagi apabila subjek sudah baik kondisi psikisnya
5. Post condition
• Controling
6. Actor who gets benetit
• Klien
• Therapis
a) Pendekatan
Sapaan
Melakukan raport
b) Menggali Informasi/anamnesa
Menanyakan biodata diri
Menanyakan keluhan dan latar belakang subjek
c) Memilih terapi yang tepat
Terapi Psikoanalisa
d) Pelaksanaan terapi
Subjek pria ditempatkan pada ruangan yang penuh dengan wanita
e) Controling
Melakukan re-kondision kepada subjek
f) Evaluasi
Awal kondisi psikis subjek harus dikuatkan dengan teratmen
Treatment tidak lakukan lagi apabila subjek sudah baik kondisi psikisnya
1. Case Name
• Pendekatan
2. Pre condition
• None
3. Actor who initiates
• Therapis
4. Step
• Sapaan
• Membuat subjek nyaman
5. Post condition
• Anamnesa
6. Actor who gets benetit
• Klien
• Therapis
1. Case Name
• Anamnesa
2. Pre condition
• Pendekatan
3. Actor who initiates
• Therapis
4. Step
• Menanyakan biodata
• Melihat latar belakang
5. Post condition
• Memilih terapi yang tepat
6. Actor who gets benetit
• Klien
• Therapis
1. Case Name
• Memilih terapi yang tepat
2. Pre condition
• Anamnesa
3. Actor who initiates
• Therapis
4. Step
• Melihat kasus klien
• Mempertimbangkan latar belakang subjek subjek
• Menentukan terapi yang sesuai dengan subjek
5. Post condition
• Pelaksanaan teori
6. Actor who gets benetit
• Klien
• Therapis
1. Case Name
• Pelaksanaan teori
2. Pre condition
• Memilih terapi yang tepat
3. Actor who initiates
• Therapis
4. Step
• Subjek pria ditempatkan pada ruangan yang penuh dengan wanita
5. Post condition
• Controling
6. Actor who gets benetit
• Klien
• Therapis
1. Case Name
• Controling
2. Pre condition
• Pelaksanaan teori
3. Actor who initiates
• Therapis
• Klien
4. Step
• Melakukan re-kondision kepada subjek
5. Post condition
• Evaluasi
6. Actor who gets benetit
• Therapis
1. Case Name
• Evaluasi
2. Pre condition
• Controling
3. Actor who initiates
• Therapis
• Klien
4. Step
• Awal kondisi psikis subjek harus dikuatkan dengan teratmen
• Treatment tidak lakukan lagi apabila subjek sudah baik kondisi psikisnya
5. Post condition
• Controling
6. Actor who gets benetit
• Klien
• Therapis
Kasus Kepribadian Ganda
Tahap – tahap :
a) Pendekatan
Sapaan
Melakukan raport
b) Menggali Informasi/anamnesa
Menanyakan biodata diri
Menanyakan keluhan dan latar belakang subjek
c) Memilih terapi yang tepat
Terapi Psikoanalisa
d) Pelaksanaan terapi
Subjek diberikan treatmen tertentu untuk menguatkan perilaku positif dan menghilangkan perilaku negative
Memberikan punishment dan reward kepada subjek
e) Controling
Mengawasi perilaku subjek selama terapi dalam jangka waktu yang telah ditentukan
f) Evaluasi
Setelah diberikan treatmen subjek mulai mengurangi kepribadin yang bersifat negative
Punishment diberikan jika kepribadian negative muncul
Reward terus diberikan kepada subjek selama menjalani terapi
Setelah subjek mulai sembuh reward dikurangi perlahan – lahan agar subjek tidak terlalu tergantung pada reward tersebut
1. Case Name
• Pendekatan
2. Pre condition
• None
3. Actor who initiates
• Therapis
4. Step
• Sapaan
• Membuat subjek nyaman
5. Post condition
• Anamnesa
6. Actor who gets benetit
• Klien
• Therapi
1. Case Name
• Anamnesa
2. Pre condition
• Pendekatan
3. Actor who initiates
• Therapis
4. Step
• Menanyakan biodata
• Melihat latar belakang
5. Post condition
• Memilih terapi yang tepat
6. Actor who gets benetit
• Klien
• Therapis
1. Case Name
• Memilih terapi yang tepat
2. Pre condition
• Anamnesa
3. Actor who initiates
• Therapis
4. Step
• Melihat kasus klien
• Mempertimbangkan latar belakang subjek subjek
• Menentukan terapi yang sesuai dengan subjek
5. Post condition
• Pelaksanaan teori
6. Actor who gets benetit
• Klien
• Therapis
1. Case Name
• Pelaksanaan teori
2. Pre condition
• Memilih terapi yang tepat
3. Actor who initiates
• Therapis
4. Step
• Subjek diberikan treatmen tertentu untuk menguatkan perilaku positif dan menghilangkan
• Memberikan punishment dan reward kepada subjek
5. Post condition
• Controling
6. Actor who gets benetit
• Klien
• Therapis
1. Case Name
• Controling
2. Pre condition
• Pelaksanaan teori
3. Actor who initiates
• Therapis
• Klien
4. Step
• Mengawasi perilaku subjek selama terapi dalam jangka waktu yang telah ditentukan
5. Post condition
• Evaluasi
6. Actor who gets benetit
• Therapis
1. Case Name
• Evaluasi
2. Pre condition
• Controling
3. Actor who initiates
• Therapis
• Klien
4. Step
o Setelah diberikan treatmen subjek mulai mengurangi kepribadin yang bersifat negative
• Punishment diberikan jika kepribadian negative muncul
• Reward terus diberikan kepada subjek selama menjalani terapi
o Setelah subjek mulai sembuh reward dikurangi perlahan – lahan agar subjek tidak terlalu tergantung pada reward tersebut
5. Post condition
• Controling
6. Actor who gets benetit
• Klien
• Therapis
a) Pendekatan
Sapaan
Melakukan raport
b) Menggali Informasi/anamnesa
Menanyakan biodata diri
Menanyakan keluhan dan latar belakang subjek
c) Memilih terapi yang tepat
Terapi Psikoanalisa
d) Pelaksanaan terapi
Subjek diberikan treatmen tertentu untuk menguatkan perilaku positif dan menghilangkan perilaku negative
Memberikan punishment dan reward kepada subjek
e) Controling
Mengawasi perilaku subjek selama terapi dalam jangka waktu yang telah ditentukan
f) Evaluasi
Setelah diberikan treatmen subjek mulai mengurangi kepribadin yang bersifat negative
Punishment diberikan jika kepribadian negative muncul
Reward terus diberikan kepada subjek selama menjalani terapi
Setelah subjek mulai sembuh reward dikurangi perlahan – lahan agar subjek tidak terlalu tergantung pada reward tersebut
1. Case Name
• Pendekatan
2. Pre condition
• None
3. Actor who initiates
• Therapis
4. Step
• Sapaan
• Membuat subjek nyaman
5. Post condition
• Anamnesa
6. Actor who gets benetit
• Klien
• Therapi
1. Case Name
• Anamnesa
2. Pre condition
• Pendekatan
3. Actor who initiates
• Therapis
4. Step
• Menanyakan biodata
• Melihat latar belakang
5. Post condition
• Memilih terapi yang tepat
6. Actor who gets benetit
• Klien
• Therapis
1. Case Name
• Memilih terapi yang tepat
2. Pre condition
• Anamnesa
3. Actor who initiates
• Therapis
4. Step
• Melihat kasus klien
• Mempertimbangkan latar belakang subjek subjek
• Menentukan terapi yang sesuai dengan subjek
5. Post condition
• Pelaksanaan teori
6. Actor who gets benetit
• Klien
• Therapis
1. Case Name
• Pelaksanaan teori
2. Pre condition
• Memilih terapi yang tepat
3. Actor who initiates
• Therapis
4. Step
• Subjek diberikan treatmen tertentu untuk menguatkan perilaku positif dan menghilangkan
• Memberikan punishment dan reward kepada subjek
5. Post condition
• Controling
6. Actor who gets benetit
• Klien
• Therapis
1. Case Name
• Controling
2. Pre condition
• Pelaksanaan teori
3. Actor who initiates
• Therapis
• Klien
4. Step
• Mengawasi perilaku subjek selama terapi dalam jangka waktu yang telah ditentukan
5. Post condition
• Evaluasi
6. Actor who gets benetit
• Therapis
1. Case Name
• Evaluasi
2. Pre condition
• Controling
3. Actor who initiates
• Therapis
• Klien
4. Step
o Setelah diberikan treatmen subjek mulai mengurangi kepribadin yang bersifat negative
• Punishment diberikan jika kepribadian negative muncul
• Reward terus diberikan kepada subjek selama menjalani terapi
o Setelah subjek mulai sembuh reward dikurangi perlahan – lahan agar subjek tidak terlalu tergantung pada reward tersebut
5. Post condition
• Controling
6. Actor who gets benetit
• Klien
• Therapis
Rabu, 30 Maret 2011
Terapi Psikoanalisa
Teori Konseling Psikoanalisa
Psikoanalisa merupakan suatu metode penyembuhan yang bersifat psikologis dengan cara-cara fisik. Tokoh utama psikoanalisa ialah Sigmund Freud.Konsep pokok
Pada mulanya Freud mengembangkan teorinya tentang struktur kepribadian dan sebab-sebab gangguan jiwa. Manusia pada hakekatnya bersifat biologis, dilahirkan dengan dorongan-dorongan instingtif, dan perilaku merupakan fungsi mereaksi secara mendalam terhadap dorongan-dorongan tersebut. Manusia bersifat tidak rasional, tidak sosial, dan destruktif terhadap dirinya sendiri ddan orang lain. Menurut Freud teori kepribadian menyangkut 3 hal
1. Struktur kepribadian
Kepribadian terdiri dari 3 sistem
• Id adalah aspek biologis yang merupakan sistem kepribadian yang asli.
• Ego adalah aspek psikologis yang timbul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan dengan dunia kenyataan.
• Super ego adalah aspek sosiologis yang mencerminkan nilai-nilai tradisiona serta cita-cita masyarakt yang ada di dalam kepribadian individu.
2. Dinamika kepribadian
Terdiri dari cara bagaimana energi psikis itu disitribusikan serta digunkan oleh id, ego, dan super ego.
3. Perkembangan kepribadian
Kepribadian individu menurutr Freud telah mulai terbentuk pada tahun-tahun pertama di masa kanak-kanak. Pada umur 5 tahun hampir seluruh struktur kepribadian telah terbentuk, pada tahun-tahun berikutnya hanya menghaluskan struktur dasar tersebut.
Proses Konseling
Tujuan konseling adalah membentuk kembali struktur karakter individu dengan membuat yang tidak sadar menjadi sadar pada diri klien. Proses dipusatkan pada usaha menghayati kembali pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak. Pengalaman masa lampau ditata, didiskusikan, dianalisa, dan ditafsirkan dengan tujuan untuk merekontruksikan kepribadian.
Satu karakteristik konseling ini adalah bahwa terapi atau analisa bersikap anonim(tak dikenal) dan bertindak dengan sangat sedikit menunjukan perasaan dan pengalamanya, sehingga dengan demikian klien akan memantulkan perasaanya kepada konselor. Konselor terutam berkenaan dengan membantu klien mencapai kesadaran diri, ketulusan hati, dan berhubungan pribdi yang lebih efektif, dalam menghadapi kecemasan melaui cara-cara realistis. Pertamam-tama konselor harus membuat suatu hubungan kerjasama dengan klien dan kemudian melakukan serangkaian kegiatan mendengarkan dan menafsirkan. Konselor memberikan perhatian kepada resistensi atau penolakan klien. Sementara klien berbicara, konselor mendengarkan dan memberikan penafsiran yang memadai fungsinya adalah pempercepat proses penyadaran hal-hal yang tersimapan dalam ketidaksadaran.
Teknin-Teknik Terapi
Asosiasi bebas
Teknik pokok dalam terapai psikoanalisa adalah asosiasi bebas. Konselor memerintahkan klien untuk menjernihkan pikiranya adari pemikiran sehari-hari dan sebanyak mungkin untuk mengatakan apa yang muncul dalam kesadaranya. Yang pokok, adalah klien mengemukakan segala sesuatu melalui perasaan atau pemikiran dengan melaporkan secepatnya tanpa sensor.
Metode ini adalah metoda pengungkapan pangalaman masa lampau dan penghentian emosi-emosi yang berkaitan dengan situasi traumatik dimasa lalu.
Interpretasi
Adalah prosedur dasar yang digunakan dalam analisis asosiasi bebas, analisi mimpi, analisis resistensi dan analisis transparansi. Prosedurnya terdiri atas penetapan analisis, penjelasan, dan mengajarkan klien tentang makna perilaku dimanifestasikan dalam mimpi, asosiasi bebas, resistensi dan hubungan terapeutik itu sendiri. Fungsi interpretasi adalah membiarkan ego untuk mencerna materi baru dan mempercepat proses menyadarkan hal-hal yang tersembunyi.
Analisis mimpi
Merupakan prosedur yang penting untuk membuka hal-hal yang tidak disadari dan membantu klien untuk memperoleh tilikan kepada masalah-masalah yang belum terpecahkan.
Analisis dan interpretasi resistensi
Freud memandang resistensi sebagai suatu dinamika yang tidak disadari yang mendorong seseorang untuk mempertahankan terhadap kecemasan. Interpretasi konselor terhadap resistensi ditujukan kepada bantuan klien untuk menyadari alasan timbulnya resistensi.
Analisis dan interpretasi transferensi
Transferensi (pemin dahan).transferensi muncul dengan sendirinya dalam proses terapeutik pada saat dimana kegiatan-kegiatan klien masa lalu yang tak terselesaikan dengan orang lain, menyebabkan dia mengubah masa kini dan mereaksi kepada analisis sebagai yang dia lakukan kepada ibunya atau ayahnya ataupun siapapun.
Terapi psikologi
STRES terus menerus yang tidak diobati dapat menjurus ke arah depresi. Tidak jarang menurunkan produktivitas, menimbulkan berbagai penyakit fisik hingga keinginan bunuh diri.
Salah satu bentuk uji klinis yang sudah ada adalah dengan mengukur level hormon yang dihasilkan kelenjar adrenalin yaitu kortisol dan DHEA (dehydroepiandrosterone). Sehingga tingkat stres dapat diketahui dengan pasti.
Untuk melengkapi uji klinis yang sudah ada, PT Pfizer Indonesia dalam program Colour Your Life meluncurkan stress card. Alat tersebut untuk membantu pengukuran tingkat stres kepada pasien yang relatif lebih sederhana dan mudah dimengerti awam.
Program itu dilatarbelakangi oleh fakta, pengobatan stres dan depresi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Dr dr Nurmiati Amir SpKJ(K), Spesialis kejiwaan dari fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengungkap ada tiga jenis pengobatan untuk atasi stres dan depresi yaitu psikoterapi, farmakoterapi, dan kombinasi.
Oleh karena itu, ekspresi yang merupakan ungkapan hati seseorang dapat dijadikan sebagai salah satu bentuk terapi psikoterapi yang pada akhirnya dapat meringankan atau menyembuhkan penderita stres
Salah satu bentuk uji klinis yang sudah ada adalah dengan mengukur level hormon yang dihasilkan kelenjar adrenalin yaitu kortisol dan DHEA (dehydroepiandrosterone). Sehingga tingkat stres dapat diketahui dengan pasti.
Untuk melengkapi uji klinis yang sudah ada, PT Pfizer Indonesia dalam program Colour Your Life meluncurkan stress card. Alat tersebut untuk membantu pengukuran tingkat stres kepada pasien yang relatif lebih sederhana dan mudah dimengerti awam.
Program itu dilatarbelakangi oleh fakta, pengobatan stres dan depresi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Dr dr Nurmiati Amir SpKJ(K), Spesialis kejiwaan dari fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengungkap ada tiga jenis pengobatan untuk atasi stres dan depresi yaitu psikoterapi, farmakoterapi, dan kombinasi.
Oleh karena itu, ekspresi yang merupakan ungkapan hati seseorang dapat dijadikan sebagai salah satu bentuk terapi psikoterapi yang pada akhirnya dapat meringankan atau menyembuhkan penderita stres
Langganan:
Postingan (Atom)